Kutipan-kutipan Favorit dalam Novel Kerumunan Terakhir Karya Okky Madasari

  1. “Setiap orang selalu merindukan cerita dari dunia yang tak pernah bisa miliki.” (hlm. 12)

  2. “Semua orang hanya boleh tahu: aku tidak apa-apa.” (hlm. 17)

  3. “Kami pun menjadi pemain komedi yang lihat. Selalu melucu dan bicara ngelantur tentang banyak hal, tertawa dan gembira, hanya agar tak memberi kesempatan pada kesedihan untuk muncul menunjukkan wajah aslinya.” (hlm. 18)

  4. “Pada satu sudut yang tersembunyi, aku tetaplah jiwa yang rapuh dan penuh luka, yang begitu lembut dan perasa namun tercabik koyakan di mana-mana.” (hlm. 18)

  5. “Aku memilih lari. Sebagaimana kelak lari akan selalu menjadi pilihan dalam hidupku.” (hlm. 37)

  6. “Dengan pulang, tak akan ada yang perlu dipertaruhkan. Kesepian dan kesenangan adalah sepaket rasa yang telah biasa kutelan.” (hlm. 69)

  7. “Manusia zaman baru itu tidak lagi hidup untuk masa lalu. Kamu harus maju. Bersaing dengan banyak orang, jadi pemenang.” (hlm. 81)

  8. “Kita hidup di dunia yang dibangun oleh cerita”. (hlm. 109)

  9. “Jakarta adalah rimba yang begitu asing dan menakutkan tapi sekaligus menyimpan harapan untuk bisa kami taklukan.” (hlm. 150)

  10. “Tapi masa depan memang bukan bus kota yang bergerak melambat menuju ke arah kita. Masa depan adalah bayangan hitam yang terus berlari menjauh dari kira setiap kali kita melangkah mendekatinya.” (hlm. 158)

  11.   “Apa lagi yang lebih menyedihkan selain menggantungan kebahagiaan kita di tangan orang?” (hlm. 15)

  12. “Apa arti kebenaran jika kita telah membuang bertahun-tahun waktu kita dalam kesia-siaan? Dan apa sebenarnya kebenaran yang sedang kita tunggu itu?” (hlm. 208)

  13. “Seseorang bisa datang kapan saja dan menghilang sewaktu-waktu. Pertemanan bisa terbangun hanya dengan sekali sapa dan permusuhan bisa terjadi tanpa pernah saling bicara.” (hlm. 249)

  14. “Pada akhirnya, masa lalu adalah rumah yang selalu menungguku.” (hlm. 319)


Leave a comment